Tumbuhnya sifat nasionalisme mahasiswa ditandai beberapa kegiatan yang dilakukan dalam bentuk implementasi pemahaman makna hari sumpah pemuda. Demikian antara lain mengenai aktifitas mahasiswa dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober
kegiatan yang dilakukan mahasiswa untuk mengimplementasikan makna sumpah pemuda ke dalam kehidupan masyarakat, mahasiswa sudah menunjukkan identitas dan jati dirinya dengan mengembangkan kreatifitas mereka.
Kalau dulu mahasiswa lebih banyak mengekpresikan jati dirinya melalui politik, tetapi sekarang ini mereka membuktikannya dengan cara kretifitas baik dalam bentuk olah raga, social masyarakat, dan juga pengembangan karya ilmiah.
Beberapa keberhasilan mahasiswa telah dibuktikan tahun 2008 Diantarnya mahasiswa fakultas hukum dan Mipa Unsyiah mengadakan pengibaran bendera merah putih di pulau Rondo dan di dasar laut Sabang. Selain itu, mahasiswa juga melakukan komunikasi social terhadap masyarakat dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat, penanaman pohon di sekitar kampus dan konferensi mahasiswa Agribisnis yang diadakan oleh mahasiswa fakultas pertanian.
Kegiatan lain yang dilakukan untuk membantu sesama yang tertimpa musibah seperti Gempa Sumatera Barat, para mahasiswa menggalang dana untuk membatu meringatkan beban mereka yang tertimpa musibah dan bahkan sekarang ini salah satu UKM di Unsyiah sudah stanby di sana untuk menyalurkan bantuan baik dari mahasiswa maupun yang berasal dari masyarakat.
Itu semua merupakan bentuk apresiasi mereka terhadap keutuhan republik ini, bentuk kepedulian nasionalisme mereka bukan melihat nilainya tetapi melihat manfaat yang diberikan, walaupun di antara mereka ada yang melakukan demo, itu hanya untuk menunjukan eksistensinya.
Tetapi Saat ini Rasa nasionalisme pelajar, pemuda, dan mahasiswa saat ini mengalami Sedikit kemunduran. Hal itu mengakibatkan bangsa ini yang tidak sedikit diinjak-injak oleh bangsa lain.
Melihat kondisi seperti itu, sebagai bangsa yang besar kita harus bangkit dari kemunduran dan meningkatkan kembali rasa nasionalisme pelajar, pemuda, dan mahasiswa.
Salah satu contoh konkret kemunduran para pemuda adalah sikap Malaysia yang mengklaim budaya Indonesia berupa tari pendet. Padahal tarian tersebut benar-benar milik Indonesia. Sedangkan Malaysia keukeuh mengatakan tarian itu budayanya.
Kejadian seperti ini bukan untuk pertama kalinya, sebelumnya Malaysia juga mengklaim kesenian reog Ponorogo. Kita akui Malaysia memang mengalami kemajuan ekonomi yang luar biasa, di atas tekanan keras pemerintahan mereka, atas khazanah demokratisasi negara kesultanan itu. Tapi tindakan itu tidak bisa dibenarkan.
Dengan adanya kejadian seperti ini, pemerintah harus dapat mempertahankan produk seni budaya yang ada untuk didata dan didaftarkan kepada lembaga internasional, yang mengurusi hak kekayaan budaya satu bangsa. Semua itu perlu dilakukan agar kekayaan yang dimiliki bangsa ini tidak diklaim negara lain, terutama Malaysia yang masih satu rumpun.
Berkaca dari kejadian tersebut, kita harus membangun kembali agar rasa nasionalisme itu terbangun di kalangan pelajar, pemuda, dan mahasiswa.